Harga emas antam

Harga emas antam

Senin, 30 Desember 2013

Prediksi Harga Emas 2014

Prediksi Harga Emas 2014

Prediksi Harga Emas Dunia Tahun 2014

Prediksi Harga Emas merupakan salah satu bahasan yang paling ditunggu-tunggu menjelang masa pergantian tahun. Hal tersebut sangat lumrah karena para investor memerlukan panduan atau arah agar investasi yang dilakukan dapat berkinerja dengan optimal. Untuk prediksi harga emas 2014 ini penulis akan mengkombinasikan antara analisa dari Marketing manager PT. ANTAM, Tbk, Bambang Wijanarko dan analisa pribadi penulis. Di awal mari kita simak keseluruhan prediksi harga emas 2014 oleh Bambang Wijanarko dibawah ini :

Prediksi Harga Emas 2014
Akhir-akhir ini banyak yang menanyakan perihal penerawangan saya akan harga emas di tahun 2014 nanti. Pertanyaan ini sebenarnya merupakan pertanyaan rutin yang selalu ditanyakan setiap akhir tahun. Namun kali ini nuansanya agak berbeda, karena kebanyakan pertanyaan tersebut dilontarkan dengan nada yang sedikit ‘fals’ kalo kita ibaratkan sebuah lagu. Artinya kebanyakan pertanyaan tersebut sebenarnya adalah pernyataan kegalauan sang penanya mengenai prospek performance investasi emas di tahun 2014, kegalauan yang sangat wajar apabila melihat performance emas di 2013 ini.

Lalu bagaimana cara saya menjawab pertanyaan-pertanyaan ini ? Bagaimana cara menjawab pertanyaan orang-orang yang sedang galau agar tidak bertambah galau ?

Fungsi Emas : Instrumen investasi, safe haven atau lindung nilai ?
Saya tidak punya latar belakang pendidikan sebagai sarjana ekonomi ataupun keuangan. Ketika saya berbicara mengenai investasi emas tentunya bukan berdasaran pendekatan akademis namun lebih kepada pengalaman saya menggeluti dunia per-emas-an ini. Saya mulai melakukan investasi emas pada pertengahan 2002, saat itu saya mengumpulkan emas untuk persiapan menikah, harga emas masih di kisaran Rp 90ribuan/gram. Tujuan saya mengumpulkan emas selain untuk persiapan mas kawin juga untuk persiapan membeli rumah. Karena saya dan calon isteri waktu itu belum sepakat mengenai lokasi rumah yang cocok maka saya berpikir untuk terlebih dahulu mengkonversi tabungan saya di bank menjadi emas batangan. Hal yang belakangan ini baru saya ketahui biasa disebut ‘hedging’ atau ‘lindung nilai’. Alhamdulillah, langkah yang saya ambil ini ternyata sangat membantu saya ketika harus membayar DP rumah pada tahun 2006, karena jika saya biarkan uang saya tetap ada di tabungan maka rumah impian saya tentunya tidak akan terbeli karena harga rumah di2006 sudah naik 2 kali lipat ketimbang harga di 2002, namun karena harga emas di 2006 juga naik menjadi Rp 180rban/gram maka saya tidak terbebani oleh kenaikan harga rumah tersebut. Dari pengalaman inilah keyakinan saya akan manfaat emas semakin bertambah. Fungsi emas sebagai sarana untuk lindung nilai sudah saya rasakan langsung, sehingga saya rutin menyisihkan gaji bulanan saya untuk membeli emas batangan.

Tahun demi tahun berlalu, pada tahun 2011, harga emas menembus angka Rp 500rb/gram, sesuatu hal yang sangat fantatastis bagi saya, karena nilai simpanan emas saya menjadi berlipat-lipat. Hal ini jauh diatas ekspektasi saya yang semula hanya berniat untuk melindungi harta saya dari inflasi. Namun yang terjadi malah harta saya menjadi bertambah, akhirnya saya melepas sebagian emas saya dan membeli sebidang kapling kosong di belakang rumah saya. Sekali lagi saya merasakan pengalaman Indah menyimpan emas yang ternyata bisa berkembang nilainya. Dari sinilah saya menyadari bahwa selain untuk melindungi dari inflasi ternyata emas pada pengalaman saya yang kedua ini berfungsi sebagai instrument investasi, dikatakan demikian karena nilainya saat itu bertambah berlipat ganda melampaui angka inflasi.

Euforia kenaikan harga emas dunia, safe haven dan munculnya para spekulan
Euforia kenaikan harga emas di 2011 membuat masyarakat awam berbondong-bondong membeli emas, sesuatu hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Di kantor tempat saya bekerja, antrian masyarakat yang membeli emas bak antrian pembagian sembako di pasar murah. Saat itu saya dan beberapa teman hanya bisa mengeleng-gelengkan kepala melihat perilaku ini, rupanya masyarakat Indonesia ketika harga emas meroket justru berbondong-bondong membeli. Jujur saja kami di kantor senang sekali melihat barang dagangan kami laku dan habis dalam sekejap. Namun sambil bertanya juga, kenapa ya tidak dari dulu seperti ini, kenapa tidak tahun 2002 ? 2006? Kenapa 2011? Apakah mereka paham manfaat membeli emas itu sesungguhnya untuk apa ? atau hanya ikut-ikutan saja ?

Tahun 2011 merupakan tahun krisis moneter di benua biru, setelah ekonomi Yunani ambruk, Portugal menyusul,Spanyol dan Italy juga mengalami badai krisis yang hampir sama. Pertumbuhan ekonomi menjadi terhenti. Amerika Serikat yang sebelumnya juga sudah lebih dulu diterpa krisis semenjak 2008 memberi stimulus membanjiri pasar dengan gelontoran USD untuk pembelian obilgasi atau yang dikenal dengan kebijakan Quantitative Easing. Tercatat beberapa kali Amerika Serikat melakukan ini dalam kurun waktu 2008-2012 yang semuanya berimbas pada meroketnya harga emas dunia.

Mengapa harga emas dunia menjadi meroket? Jawabannya sederhana, karena pertumbuhan ekonomi mandek, semua investor melarikan dananya dari sektor riil ke emas. Akibatnya permintaan emas membludak, baik itu physical gold bullion maupun paper gold melalui ETF. Puncak harga emas dunia terjadi pada 2011. Kondisi berbondong-bondongnya investor melarikan dananya dari sektor riil ke emas inilah yang dikenal dengan istilah safe haven, dimana emas berfungsi sebagai tempat berlabuhnya dana investor yang merasa lebih aman dan nyaman menyimpan emas dibanding portofolio lain yang beresiko turun nilainya karena ketidakpastian ekonomi.

Seiring meroketnya harga emas dalam waktu singkat, di Indonesia bermunculan beragam program investasi yang ‘berbau’ emas. Hampir semua memberikan iming-iming return yang besar sambil menyajikan chart kenaikan grafik emas dalam 3-5 tahun terakhir. Namun sedikit yang memberikan informasi yang benar mengenai fungsi emas yang sebenarnya, sehingga banyak masyarakat yang membeli tanpa tahu manfaat sebenarnya dari emas dan resikonya, mereka membeli hanya tergiur janji return yang besar dalam waktu singkat. Lahirlah spekulan-spekulan emas, mereka memaksakan diri membeli emas walaupun sebenarnya dananya terbatas atau bahkan tidak ada dana sekalipun sehingga mereka meminjam dana dengan bunga tertentu berharap harga emas naik lebih tinggi dari bunganya dalam tenor waktu yang sama.

Penghentian QE, pertumbuhan ekonomi dan kembalinya fungsi emas sebagai hedge again inflation
Tahun 2013 merupakan tahun yang muram bagi para spekulan emas, alih-alih mendapat keuntungan, harga emas malah turun 27 % dalam USD dan 9 % dalam Rupiah. Apa yang sebenarnya terjadi ? Lagi-lagi jawabannya sepele, seluruh investor yang pada tahun 2009-2010 ramai melarikan dananya ke emas, kali ini berbalik menjual seluruh emasnya untuk kembali ke sektor riil di Amerika Serikat. Seiiring dengan perbaikan ekonomi di Amerika Serikat yang diindikasikan dengan meningkatnya indeks konsumsi dan menurunnya angka pengangguran, kepercayaan investor kepada sektor riil mulai kembali. Hal serupa terjadi di dalam negeri, Rupiah dan IHSG pun ikut tertekan akibat pelarian dana asing yang ditarik untuk ditanamkan kembali ke sector rill di Amerika Serikat sana.

Saat ini harga emas berada di level USD 1200an/toz, atau level yang kurang lebih sama dengan kondisi di tahun 2009. Yaitu tahun-tahun awal dilakukannya QE.

Apa artinya ? Artinya saat ini harga emas sudah kembali ke levelnya yang wajar. Terlepas dari naik-turunnya nilai tukar USD-IDR, harga emas dunia saat ini merefleksikan nilai yang wajar

Dengan membaiknya perekonomian dunia, konsumsi barang dan jasa akan kembali tumbuh dan secara alami inflasi akan kembali terjadi. Emas akan kembali menjalankan fungsinya sebagai hedge again inflation atau sarana untuk memproteksi nilai kekayaan kita dari gerusan inflasi.

Jadi kembali ke hal mendasar yang mengawali ditulisnya artikel ini yaitu pertanyaan mengenai prediksi harga emas 2014.

Menurut saya harga emas di akhir tahun 2013 ini sangat baik sebagai starting point untuk mengawali harga emas di 2014. Level USD 1200an/toz sangat ideal. Secara fundamental, harga ini sudah merupakan floor price yang terbentuk dari respons pasar sepanjang tahun terhadap penghentian stimulus dan perbaikan ekonomi AS. Dari sisi supply-demand, penambahan supply emas baru dari penambangan diperkirakan akan terus menurun seiring dengan makin menipisnya margin para penambang, banyak penambang emas akan menunda project baru. Total cost rata-rata penambang emas tahun 2013 ini berkisar di level USD 1000-1200/toz. Sementara permintaan emas dunia diperkirakan akan tumbuh terutama permintaan jewelry yang dipicu oleh daya beli masyarakat yang kembali bergairah seiring pertumbuhan ekonomi dunia dan juga harga yang berada di kisaran USD 1200 – 1400/toz merupakan harga yang sangat menarik untuk kembali mengoleksi perhiasan emas. Menarik pula untuk ditunggu kebijakan baru dari pemerintah India terkait impor emas. Tahun 2013 nilai impor India turun drastis dan posisinya sebagai konsumen emas terbesar di dunia digeser oleh China. Impor turun akibat kebijakan penerapan pajak impor emas yang sangat besar yang memang sengaja diterapkan untuk menekan defisit neraca perdagangan negara tersebut. Tahun 2014 banyak pihak meramalkan pemerintah India akan mulai melonggarkan impor emas seiring perbaikan nilai tukar Rupee yang terjadi beberapa minggu terakhir ini.

Jadi, bagi anda yang bukan spekulan, bagi anda yang paham betul arti dan fungsi emas sebenarnya dalam tatanan ekonomi modern, tahun 2014 merupakan tahun yang baik untuk memulai kembali menambah portofolio kepemilikan emas anda. Masa-masa sulit sudah berlalu dan emas telah kembali menemukan jatidirinya sebagai sarana lindung nilai terhadap inflasi.

Sependapat dengan analisa yang diutarakan oleh Marketing manager PT. ANTAM,Tbk Bambang Wijanarko di atas, setidaknya ada 2 alasan yang akan dikemukakan penulis sebagai dasar prediksi harga emas 2014 dan mengapa tahun 2014-2015 adalah tahun yang tepat untuk menempatkan kembali emas sebagai salah satu intrumen dalam portofolio investasi investor. Berikut dua alasan yang dimaksud :

1. Korelasi linear antara hutang Amerika Serikat dengan harga emas
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya pada tulisan "Antara hutang Amerika Serikat dan harga emas" bahwa harga emas saat ini kurang selaras dengan batas hutang Amerika Serikat. Sejarah mengatakan bahwa selama 100 Tahun, grafik hutang Amerika Serikat dan Harga emas selalu berkorelasi linear. Dengan total hutang Amerika Serikat saat ini yang mencapai US $ 16,699 Triliun maka dapat diketahui harga emas seharusnya berada di level US $ 1700-1800/Toz atau sekitar Rp 670.000 - 710.000/gram. Tentunya dengan harga emas saat ini yang berada di kisaran Rp 480.000/gram menjadi peluang bagus bagi investor untuk mengambil posisi beli dengan target investasi jangka panjang di atas 3 tahun.

2. Siklus koreksi besar emas
Dalam analisa yang dijabarkan oleh Jeff Clark, Senior Precious Metals dari Casey Research dalam artikelnya yang berjudul "Telegraphing The Turnaround in Gold" bahwa :

A. Semakin besar koreksi yang terjadi maka waktu yang diperlukan untuk recovery ke level tertinggi sebelumnya akan semakin lama


Pada periode saat ini emas menyentuh level tertingginya pada tanggal 5 September 2011 yang lalu yaitu di level $ 1895/Toz, dan menyentuh level terendahnya dalam 3 tahun terakhir pada tanggal 28 Juni 2013 di level $ 1192/Toz, koreksi yang terjadi adalah sebesar 37 %.

B. Waktu recovery ke level tertinggi sebelumnya sama atau lebih dari waktu koreksi ke titik terendah


Dari grafik Koreksi dan recovery harga emas pada periode tahun 1974-1978 terlihat pola bahwa Waktu yang dibutuhkan emas untuk recovery ke level tertinggi sebelumnya adalah sama atau lebih dari waktu koreksi ke titik terendah. Jika mengikuti pola tersebut maka untuk waktu recovery ke level tertinggi sebelumnya yaitu $ 1895/Toz emas membutuhkan waktu minimal 95 Minggu dari level terendah pada akhir bulan Juni 2013 yang berarti emas akan memasuki fase bullish (naik) sekitar kuartal kedua tahun 2015 atau lebih.
Kedua hal tersebut yang mendasari penulis untuk mengambil kesimpulan bahwa tahun 2014 adalah saat yang tepat untuk membeli emas dengan harga yang relatif cukup murah untuk kemudian diproyeksikan dalam jangka panjang minimal 3 tahun. Analisa di atas dibuat berdasarkan data-data histori dan analisa fundamental beberapa faktor ekonomi yang telah terjadi. Bila prediksi kedepan tidak ada yang tahu, setidaknya kita bisa selalu belajar dari sejarah yang kita semua tahu. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa prediksi di atas 100 % akurat, penulis pun tidak, kebenaran yang hakiki hanya milik Tuhan semata. Namun setidaknya prediksi di atas dapat menjadi wacana untuk memberikan sedikit gambaran pergerakan harga emas. Patut kita tunggu bersama kebenaran Prediksi Harga Emas 2014 ini.

Sumber Tulisan Oleh :
1. Bambang Wijanarko, Marketing Manager PT. ANTAM, Tbk "Menerawang harga emas di 2014"
2. Putut Christyanto, Prediksi harga emas 2014

Jumat, 20 Desember 2013

Informasi Libur Natal dan Tahun Baru 2014

Sehubungan dengan libur Natal dan Tahun baru 2014, maka kami menginformasikan bahwa Nusantara Dinar akan libur pada tanggal 25-26 Desember 2013 untuk libur Natal dan perdagangan akan kami buka kembali pada Jumat tanggal 27 Desember 2013.
Untuk libur Tahun baru pada tanggal 1-4 Januari 2014 dan perdagangan akan kami buka kembali pada Senin tanggal 6 Januari 2014.

Salam,
Nusantara Dinar

Kamis, 19 Desember 2013

Tapering the Fed positif, harga emas fluktuatif


SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia di pasar Asia bergerak liar pada transaksi pagi ini (19/12) setelah jatuh ke level terendah dalam dua pekan terakhir. Data Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun 0,2% menjadi US$ 1.215,93 per troy ounce. Ini merupakan level terendah sejak 6 Desember. 

Sementara, pada pukul 09.30 waktu Singapura, harga kontrak yang sama naik 0,7% menjadi US$ 1.222,29 per troy ounce. Sedangkan harga kontrak emas untuk pengantaran Februari turun 1,1% menjadi US$ 1.221 per troy ounce di Comex, New York.

Harga emas bergerak liar setelah the Federal Reserve memutuskan untuk melakukan pemangkasan stimulus (tapering) sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 75 miliar per bulan dari sebelumnya US$ 85 miliar.

"Sebelumnya kita memprediksi, dengan adanya tapering QE harga emas akan jatuh tajam. Tapi nyatanya tidak. Pasar sebelumnya memprediksi nilai tapering akan lebih besar. Mereka cukup nyaman dengan nilai US$ 10 miliar," jelas David Lennox, resource analyst Fat Prophets di Sydney. 


Sumber :

www.kontan.co.id

Kamis, 05 Desember 2013

Antara hutang Amerika Serikat dan Harga Emas

Akhir – akhir ini banyak dari calon pelanggan dan pelanggan saya menanyakan pertanyaan yang sudah sering saya dengar dan sudah sering pula saya jawab yaitu mengenai “Apakah saat ini harga emas sudah termasuk murah dan tepat untuk membeli ? “ , jawaban dari saya pun nyaris tidak akan berubah dari dulu sampai dengan saat ini “Jika tujuan anda untuk perencanaan keuangan jangka panjang ( di atas 3 Tahun) maka saat yang paling tepat untuk beli emas adalah saat anda memiliki dana/uang”. Ya tujuan investasi dan ketersediaan dana adalah faktor yang sangat penting dalam memulai berinvestasi.  Namun dengan jawaban tersebut masih ada beberapa pelanggan yang kurang puas karena menurut mereka selain tujuan investasi dan ketersediaan dana, harga saat membeli termasuk murah atau tidak itu juga sangat penting supaya investasi mereka bisa maksimal.

Untuk menjelaskan bahwa apakah harga emas sudah termasuk murah atau belum saya akan coba uraikan dengan menggunakan grafik historis 100 Tahun korelasi antara hutang Amerika Serikat (AS) dengan harga emas dunia. Saya lebih suka menggunakan analisa berbau fundamental yang mendasarkan pada data-data historis jangka panjang karena data-data seperti ini lebih bisa dipergunakan cukup akurat untuk memprediksi harga emas dalam jangka panjang.

Dari data yang dikeluarkan oleh World Gold Council (WGC) ada korelasi linear antara hutang AS dengan harga emas dunia, hal ini bisa dibuktikan dari grafik dibawah ini



Dalam kurun waktu 100 tahun (lama sekali ya…) dimulai dari tahun 1910 – 2010 harga emas cenderung mengikuti pergerakan naiknya hutang AS, walaupun tidak persis sejajar. Bagaimana dengan kondisi saat ini ? coba kita simak grafik komparasi hutang AS dengan harga emas dalam jangka waktu yang lebih pendek yaitu periode tahun 1997-2013 dibawah ini



Dengan harga emas saat ini berkisar di antara US $ 1223/Toz maka bisa dilihat harga tersebut “kurang” selaras dengan tingkat hutang AS yang mencapai US $ 16,699 Triliun. Lalu berapa harga yang “pantas” untuk saat ini ? jika kita tarik garis sejajar tingkat hutang AS dengan harga emas maka akan terlihat bahwa harga wajar Emas adalah sekitar US $ 1700-1800/Toz atau dengan kurs tukar rupiah terhadap US Dollar saat ini Rp 11.800 adalah sekitar Rp 645.000-682.000/gram.

Tentunya anda bisa mengambil kesimpulan sendiri dari 2 grafik yang saya uraikan di atas dan kenyataan saat tulisan ini ditulis harga emas adalah sekitar Rp 470.000/gram. Terlepas dari penjelasan di atas masih banyak masyarakat Indonesia berinvestasi emas hanya mengejar untung dalam bentuk nominal padahal emas tidak mendatangkan keuntungan melainkan lebih banyak manfaatnya dalam menjaga daya beli kita dari tahun ke tahun. Kita sebagai investor emas fisik juga harus lebih bijak dalam menyikapi penurunan harga emas saat ini, seperti yang di utarakan Pak Muhaimin Iqbal dalam tulisannya “Pohon Bengkok Harga Emas”. Hendaknya penurunan harga emas saat ini lebih bisa dilihat sebagai peluang untuk menabung lebih lagi dalam emas sebelum harga emas sudah terlalu mahal. Salah satu kutipan favorit saya yaitu dari Warren Buffet “Jadilah Takut Saat Orang Lain Serakah dan Serakah Saat Orang Lain Takut” , Ambil lah peluang untuk membeli emas saat ini ketika orang banyak khawatir bahwa harganya akan turun terus dan bersiap mengikuti gerbong kenaikan harganya dalam waktu jangka panjang.

Selamat berinvestasi

Ditulis Oleh :
Putut Christyanto

Rabu, 04 Desember 2013

Pohon Bengkok Harga Emas…

Seorang kakek sedang mengajari cucuya untuk membuat kapal, pertama yang dia lakukan adalah mengajak cucu tersebut pergi ke hutan untuk mencari pohon-pohon kayu yang paling baik. Dia mengajari cucu tersebut untuk melihat detil setiap pohon kayu yang akan cocok untuk setiap bagian kapal. Untuk dak kapal dibutuhkan kayu yang lurus, untuk lambung kapal dibutuhkan kayu dengan lengkungan yang sesuai dan untuk tiang layar dibutuhkan kayu-kayu yang tinggi.

Sementara melangkah dan belum menemukan kayu-kayu yang sesuai tersebut, sang cucu mendapati pohon tua yang bengkok. Mengamati dengan seksama kemudian dia bertanya kepada kakeknya. “Pohon ini bengkok, tidak cocok untuk dak kapal, tidak pas untuk lambung kapal dan tidak cukup tinggi untuk tiang kapal. Bolehkah pohon bengkok  ini kita tebang kek ?, setidaknya bisa untuk kayu bakar ?”.

Dengan bijaknya sang kakek menjawab : “Tidak semua pohon kayu cocok untuk kapal nak ! Tetapi tidak juga harus dijadikan kayu bakar. Bahwa pohon ini berada disini sampai tua, tidak ditebang oleh para pencari kayu sebelumnya – pasti ada alasannya. Nanti kita cari tahu alasannya, sekarang kita cari dahulu yang kita perlukan”.

Setelah kakek dan cucu ini ngubek-ngubek hutan, merekapun lengkap menemukan kayu-kayu yang dibutuhkan untuk membuat kapalnya.  Untuk langsung pulang mereka terlalu capai, maka mereka memutuskan istirahat dahulu. Setelah muter-muter mencari tempat istirahat yang paling pas di hutan, mereka tidak menemukan tempat lain kecuali di bawah pohon bengkok yang mereka temukan pertama kali tadi.
Sambil leyeh-leyeh dibawah pohon bengkok tersebut, sang kakek teringat bahwa dia harus menjelaskan ke cucu-nya yang sempat mau memotong pohon bengkok yang menjadi tempat berteduh mereka ini “ Cucuku, rupanya inilah manfaat pohon bengkok ini, dan barangkali inipula alasannya mengapa seluruh pencari kayu sebelumnya tidak pernah memotong pohon ini – yaitu menjadi tempat istirahat yang paling nikmat sebelum kita melanjutkan perjalanan berikutnya”.

‘Pohon bengkok’ inilah yang seringkali muncul dalam perjalanan hidup kita. Kita mencari atau mengejar sesuatu tetapi yang kita temukan yang lain. Kita buang yang lain tersebut karena kita tidak memahami manfaatnya, padahal bisa jadi justru yang kita pandang tidak bermanfaat tersebut – justru yang paling banyak manfaatnya.

… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS 2 : 216)

Bahkan Allah juga menjelaskan tanda-tanda orang berakal adalah memahami bahwa tidak ada yang sia-sia dalam setiap ciptaan Allah : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”” (QS 3 : 190-191)



Dalam skala mikro, ‘pohon bengkok’ tersebut juga muncul dalam perjalanan kami memperkenalkan emas atau Dinar di komunitas pengunjung situs ini. Enam tahun memperkenalkan Dinar sejak 2007, benar saja trend harga Dinar mengikuti prediksi dan teori yang kami pahami. Naik terus selama empat tahun sejak 2007-2011, tetapi kemudian ‘pohon bengkok’ berupa kejatuhan harga emas kita temukan di tahun 2012 dan khususnya lagi  2013 ini.
Maka dalam menyikapi kejatuhan ini masyarakat pada umumnya terbagi menjadi dua kelompok yaitu seperti sang cucu di cerita tersebut di atas, atau yang bertindak bijak seperti sang kakek – mencari makna dibalik keberadaan ‘pohon bengkok’ ini.
Kami dapati mayoritas komunitas situs ini bertindak bijak seperti sang kakek, tidak ‘membakar’ – menjual - justru pada saat harga yang rendah. Sebaliknya menjadi kesempatan untuk mengejar ketinggalan bagi yang belum mengenal Dinar sebelumnya. Bayangkan kalau Dinar naik terus, pengenalannya belum sempat luas sudah menjadi terlalu mahal – karena tidak akan terkejar oleh rata-rata kenaikan penghasilan kita.
Kami juga mendapati hikmah lain bagi seluruh penggerak emas dan Dinar baik individu, maupun institusi seperti perbankan dlsb. Bila emas naik terus seperti yang terjadi antara 2007-2011, kemungkinan besar spekulasi akan meningkat dan bisa menganggu perputaran ekonomi di sektor riil. Lihat produk-produk berbasis emas dunia perbankan syariah yang sempat menjadi primadona produk mereka di tahun 2011.
Dengan adanya ‘pohon bengkok’ turunnya harga emas dua tahun terakhir insyaAllah membuat masyarakat lebih bijak. Bahwa emas atau Dinar hanyalah salah satu alat untuk mempertahankan nilai dan melindungi jerih payah kita dari gerusan inflasi – selagi kita belum bisa memutarnya sendiri. Bagi yang sudah mampu mengelolanya untuk memutar sektor riil sendiri, insyaAllah ini akan lebih baik.
Maka ‘pohon bengkok’ – pun kita butuhkan keberadaannya, agar kita bisa lebih bijak, agar kita bisa beristirahat sejenak untuk siap-siap melaksanakan perjalanan berikutnya. InsyaAllah.
Ditulis oleh Muhaimin Iqbal