Financeroll – Melemahnya Dolar AS disertai dengan melemahnya bursa saham global memberikan dukungan yang kuat bagi harga emas untuk naik. Ketakutan investor membuat mereka memburu emas kembali sebagai safe haven dalam perdagangan hari Kamis (23/05) sehingga harga emas bisa ditutup di harga termahalnya dalam seminggu ini.
Sebelumnya, harga emas sempat mendapat tekanan jual setelah pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke yang isyaratkan kemungkinan mengakhiri atau mengurangi kebijakan pembelian Obligasi yang selama ini dilakukan. Sentimen negative lainnya juga berasal dari data ekonomi terkini dari Cina yang menyatakan kondisi ekonomi mengalami perlambatan.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni berakhir naik dengan harga melonjak $24.40, atau 1.8%, ke harga $1,391.80 per ons di bursa Comex – New York Mercantile Exchange setelah dua sesi perdagangan sebelumnya mengalami penurunan sebesar $17 per ons. Kontrak pengiriman bulan Agustus juga sudah mulai marak diperdagangkan dan mengalami kenaikan harga $24.40, atau 1.8%, berakhri di harga $1,392.80 per ons. Ini merupakan harga tertinggi di penutupan semenjak 15 Mei kemarin.
Meskipun kenaikan harga emas saat ini merupakan sasaran aksi risk aversion yang dilakukan investor dalam mengamankan investasi mereka, safe haven. Sebagian pelaku pasar masih khawatir kenaikan ini rentan mengalami koreksi. Fakta sebelumnya banyak investor yang melakukan penarikan investasi mereka di emas seiring sinyalemen akan dikurangi atau dihentikannya kebijakan pembelian obligasi oleh The Fed.
Kombinasi menguatnya Dolar AS dan naiknya bursa saham, memberikan pukulan yang berat bagi harga emas. Di saat kedua produk ini mengalami pelemahan dan penurunan, wajar apabila harga emas berbalik menguat kembali. Namun demikian, untuk mengembalikan harga emas dalam sebuah tren jangka panjang berupa kenaikan yang berarti, nampaknya masih akan menemui jalan keras dan halangan-halangan
Sumber :
www.financeroll.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar