JAKARTA. Penguatan Dollar Amerika Serikat (AS) membuat harga emas
terus tertekan. Kekhawatiran krisis utang di Eropa yang masih butuh
waktu lama untuk terselesaikan, menekan euro dan membuat dollar AS
perkasa. Investor lebih memilih mengempit dollar AS ketimbang emas yang
selama ini digunakan sebagai alternatif investasi.
Di pasar Comex Commodity Exchange, harga emas untuk pengiriman
Agustus 2012 turun 0,42% menjadi US$ 1.585 per ons troi dibanding hari
sebelumnya. Jika dibanding harga tertingginya sepanjang 2012, harga emas
telah terpangkas sebesar 11,63%.
Spekulasi mengenai langkah Gubernur The Fed Ben S. Bernanke, yang
akan mengambil kebijakan untuk menciptakan biaya pinjaman yang rendah
guna menggenjot perekonomian, belum mampu mendongkrak harga emas.
Pasar berspekulasi, dalam testimoninya yang akan dilakukan sebelum
menghadiri Senate Banking Committee, pekan ini, Bernanke akan
membeberkan langkah-langkah kebijakan untuk mendukung perbaikan ekonomi
AS. Dalam pertemuan ini, Bernanke juga akan mendiskusikan outlook
kebijakan moneter dan ekonomi AS.
Bergerak konsolidasi
Kondisi di Eropa yang belum menunjukkan adanya sentimen positif
membuat para pelaku pasar mengalihkan perhatiannya pada langkah The Fed
ini. "Emas terombang-ambing oleh ekspektasi Quantitative Easing jilid 3
(QE3) dan terus berada dalam tekanan dari dollar AS yang menguat," kata
Suki Cooper, analis Barclays, seperti dikutip Bloomberg.
Head of Analyst
Askap Futures Suluh Wicaksono melihat, testimoni Bernanke itu
kemungkinan masih akan membawa sentimen negatif bagi pergerakan emas
sepanjang pekan ini. "Belakangan ini Bernanke tidak memberi petunjuk
akan adanya stimulus. Kemungkinan ini akan mengecewakan pelaku pasar
lagi," kata Suluh.
Jika terus tertekan, mungkin butuh waktu hingga akhir pekan ini,
sebelum emas menguat kembali. "Harga US$ 1.600 per ons troi masih
menjadi level psikologis. Level ini tampaknya hanya bisa tertembus jika
ada petunjuk bahwa AS akan melanjutkan stimulus QE3," kata Suluh.
Sedang, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra
melihat, emas masih akan bergerak konsolidasi pada pekan ini. Di tengah
ketidakpastian kondisi Eropa, tekanan turun masih membayangi pergerakan
emas. "Prospek mengenai QE3 yang ditunggu-tunggu pasar ternyata tidak
terjadi, sehingga dollar AS tetap kuat. Emas tidak mendapatkan momentum
naik," tukas Ariston.
Alhasil, para pelaku pasar belum mau terlalu ambil risiko. Pekan ini,
Ariston memprediksi, harga emas akan bergerak di kisaran support US$
1.558 dan resistance di US$ 1.600 per ons troi.
"Jika bisa ditembus, secara teknikal harga emas berpeluang naik ke posisi US$ 1.610 ons troi," kata Ariston.
Proyeksi Suluh, harga emas pada seminggu ini akan berada di kisaran support US$ 1.558 dan resistance US$ 1.600 per ons troi.
Sumber : Kontan.co.id