JAKARTA. Harga emas merangkak naik di pekan kedua Januari tahun ini. Penguatan harga emas terdorong sentimen data ekonomi China yang menunjukkan indikasi permintaan emas dari China akan meningkat.
Harga emas untuk kontrak pengiriman Februari 2013, kemarin (11/1) di Bursa Comex, pukul 16.30 WIB, menguat 1,28% menjadi US$ 1.670,10 per ons troi dibanding harga sepekan lalu. Kalau dibandingkan harga sehari sebelumnya, harga emas, kemarin, terkoreksi tipis sebesar 0,48%.
Para analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan, data ekspor China yang akan dirilis minggu ini akan naik tiga kali lipat. Sementara, impor emas di November 2012 diproyeksikan juga akan meningkat ke level tertinggi selama tujuh bulan terakhir. Seperti tahun-tahun sebelumnya, permintaan emas di China meningkat sejak menjelang Natal hingga Tahun Baru Imlek pada Februari ini.
Analis Harvest International Futures, Tonny Mariano, mengatakan, menjelang Imlek, memang sudah menjadi tradisi masyarakat China memakai emas sebagai perhiasan. "Apalagi daya beli mereka kini sedang baik," ujar Tonny.
Selain itu, harga emas juga tersengat sentimen positif dari Pemerintah Jepang yang berjanji membelanjakan dana hingga ¥ 10,3 triliun guna mendorong pemulihan ekonomi mereka. Tonny menyatakan, stimulus Jepang akan mendorong masyarakat membeli emas sebagai instrumen investasi safe haven.
Semakin ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat (AS) meninggi akibat perundingan jurang fiskal (fiscal cliff) yang belum mencapai final, investor yang biasanya memegang dollar AS sebagai safe haven, sedikit beralih dengan mengoleksi emas.
Terdongkrak stimulus
Harga emas mendapat keuntungan dari kebijakan pelonggaran moneter dan pemberian stimulus. Dus, "Selama perkembangan ekonomi global belum menunjukkan banyak perubahan, itu tetap bisa jadi penggerak harga, ujar Xiang Nan, analis CITICS Futures Co., kepada Bloomberg.
Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, harga emas terdongkrak data neraca perdagangan China di Desember 2012 yang surplus sebesar US$ 31,6 miliar. Padahal, estimasi sejumlah analis surplus perdagangan China hanya sekitar US$ 19,7 miliar.
Selain itu, Ariston juga mengungkapkan, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS (continuing jobless claims) yang menurun, ikut memberi sentimen positif bagi penguatan harga emas.
Tonny melihat, secara teknikal harga emas masih berpotensi melanjutkan penguatan. Stochastic berada di level 72,43 dan terus bergerak naik. Relative strenght index (RSI) berada di level 48,56 yang juga bergerak naik dan kini harga bergerak di atas garis Bollinger bands tengah. Sedangkan, indikator moving average (MA) juga masih bergerak di atas MA 200.
Prediksi Tonny, pada Senin (14/1), harga emas akan berada di kisaran US$ 1.665 US$ 1.696 per ons troi. Dalam sepekan, emas akan bergerak di kisaran US$ 1.630-US$ 1.715 per ons troi. Sementara, Ariston memproyeksikan, harga emas Senin (14/1), di rentang US$ 1.662 - US$ 1.690 per ons troi dan dalam seminggu ke depan di rentang US$ 1.650 - US$ 1.690 per ons troi.
Sumber :
http://investasi.kontan.co.id/news/tren-penguatan-harga-emas-bisa-berlanjut/2013/01/12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar