Harga emas antam

Harga emas antam

Senin, 29 April 2013

Ini Dia Negara Penimbun Devisa Emas Terbanyak, RI Peringkat Berapa?


1. Amerika Serikat
AS menjadi nomor wahid dalam urusan menimbun emas di cadangan devisanya. Negara pimpinan Barrack Obama ini memiliki cadangan devisa emas hingga 8.133,5 ton. Komponen emas dalam cadangan devisanya mencapai 75,1%. Sisanya, AS memegang cadangan devisa dalam bentuk mata uang termasuk mata uang IMF.

2. Jerman
Negara Eropa penguasa cadangan emas terbesar adalah Jerman. Memiliki 3.391,3 ton emas di bank sentralnya. Jerman memiliki 72,1% komponen emas dalam cadangan devisanya.

3. Italia
Negara Eropa lainnya yang memiliki cadangan devisa emas terbesar adalah Italia. Negara ini memiliki 2.451,8 ton emas di cadangan devisanya atau mencapai 71,3% dari total seluruh cadangan devisa yang dimilikinya.

4. Prancis
Prancis memiliki 2.435 ton emas di cadangan devisanya. Komponen cadangan devisa Prancis  69,5%-nya merupakan emas.

5. China
China sebagai pemilik cadangan devisa terbesar yaitu US$ 3,1975 triliun atau sekitar Rp 28.777 triliun, ternyata bukan pemegang cadangan devisa emas terbesar di dunia. Cadangan devisa China lebih banyak berbentuk mata uang dolar AS. Cadangan devisa emas di China mencapai 1.054,1 ton atau hanya 1,6% saja dari total cadangan devisa.

39. Indonesia
Berdasarkan laporan tahunan 2012, Bank Indonesia memiliki 73,1 ton emas. Namun di data World Gold Council per April 2013 ini cadangan devisa emas RI meningkat menjadi 75,9% atau sebesar 3,7% dari total cadangan devisa yang dimiliki RI. Indonesia berada di peringkat ke 39 dunia. BI sendiri mengakui, cadangan emas di Indonesia tak sebesar negara maju. Kepemiikan emas sebagai cadangan devisa sangat bergantung pada pola perolehan cadangan devisa dan kebutuhan negara dalam melakukan transaksi. Dijelaskan BI, cadangan devisa pada umumnya memiliki lima komponen utama. Yaitu dalam bentuk valuta asing, reserve position in the fund (RPF), Special Drawing Right (SDR/Mata Uang IMF), emas moneter dan tagihan lainnya.

Sumber : www.finance.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar