Financeroll – Harga emas di perdagangan hari Senin berakhir dengan menguat 1% setelah bank-bank sentral isyaratkan kebijakan moneter lunak sebagaimana yang diharapkan pasar. Melemahnya Dolar AS disisi lain memberikan dorongan kenaikan harga emas lebih lanjut. Pun demikian, proyeksi penurunan harga yang disampaikan HSBC dan UBS membebani kenaikan saat ini.
Untuk kontrak pengiriman bulan Juni, harga emas berakhir naik $13.80 atau naik 1% berakhir di harga $1,467.40 per ons di bursa Comex – NYMEX. Dalam delapan sesi perdagangan saat ini, harga emas naik enam kali. Naiknya harga emas saat ini merupakan pergerakan harga yang berbalik arah dari jatuhnya harga emas di perdagangan Jumat sebesar $8.40. Pun demikian pada minggu lalu, masih mampu mencatat kenaikan sebesar lebih dari 4.2%, dalam lima minggu terakhir, ini pertama kalinya emas naik dalam sepekan.
Dorongan kenaikan ini seiring dengan isyarat bank-bank sentral melakukan kebijakan moneter yang lunak sebagaimana yang diharapkan pasar. Bahkan bank Sentral Eropa yang akan melakukan pertemuan awal bulan depan, diyakini akan menjalankan kebijakan ultra akomodatif. Selain ECB, The Fed dijadwalkan akan melakukan pertemuan minggu ini untuk membahas kebijakan moneternya.
Munculnya kebijakan moneter yang lunak ini akan mendorong inflasi. Emas sebagai asset pelindung investasi disaat inflasi tentu akan mendapat sentiment positif manakala terjadi kenaikan inflasi.
Data terkini AS menunjukkan angka belanja konsumen naik sebesar 0.2% selama bulan Maret, namun sedianya hal tersebut masih lebih rendah dari angka 0.7% dibulan Februari. Laju inflasi menurun sepanjang Februari. Angka inflasi masih lebih rendah dari ekspektasi pasar, hal ini menimbulkan spekulasi tersendiri apakah The Fed akan mengakhiri kebijakan moneter lunakknya, pasar akan mendapati arah yang lebih baik jika kebijakan moneter dari The Fed misalnya sudah diputsukan dalam pertemuan dua hari, Selasa dan Rabu ini.(@hqeem)
Sumber : www.financeroll.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar